Assalamu'alaikum wr.wb.
Nama ku memang mengartikan "yang terbaik". Tapi aku merasa lebih baik jika biasa saja.
Karena, dengan menjadi yang terbaik barangkali akan menyakiti hati yang lain... dan itu sama sekali bukan maksud/tujuan sebenarnya dari orang yang terbaik.
Lebih baik penilaian Alloh saja yang sudah pasti terbaik bagi semua makhluk-Nya.
Suatu saat aku pernah berfikir:
Menjadi BAIK akan lebihbaik daripada menjadi BENAR... karena, dengan hanya menjadi Benar, bisa saja menyalahkan yang lain. Sedangkan, dengan menjadi Baik, tidak mungkin memburukkan yang lain.
Tetapi, kita harus bisa menjadi Baik dan Benar. Karena, ketika kita hanya Baik saja, kasus yang biasanya terjadi adalah akan tersakiti hatinya, oleh yang lain. Ketika kita hanya Benar saja, biasanya hanya ketinggian ego dalam diri yang bisa saja melalaikan.
Konsep Baik dan Benar selayaknya tidak boleh dipisah-artikan dalam nurani kita.
Pendekatan ini barangkali akan membuat Bahasa Indonesia lebih lunak dimengerti sebagai bahasa logika komputer, bahasa optimasi moral ditengah isu polemik yang ada sekarang (cebong-kampret, atau bahkan hacker-cracker, misalnya).
Semoga dunia Pendidikan secepatnya mampu melakukan integrasi peradaban, mengangkat beberapa nilai-nilai yang sudah nyata baik tapi kadang semakin ditinggal atau diabaikan. Salah 'satu'nya lewat Bahasa, yang Baik dan Benar.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Comments
Post a Comment